Cute Ghost Boo it's always raining in my world: November 2011


Wednesday, November 23, 2011

Bali. A moment. A story.

Je pense trop. Je dois arrêter.

Regarde bien! C'est ma nouvelle lunette. Franchement, c'est pas cher, tu sais.

Friday, November 18, 2011

Destiny, Eternity.

People come and go, who believes in Eternity and Destiny? Keabadian dan Takdir, ketika dua orang bertemu dalam jangka waktu yang pendek, berpisah, lalu bertanya-tanya dalam hati apakah takdir akan memperbolehkan mereka berpapasan lagi. Maybe tomorrow, maybe two months later, maybe six years later, maybe when they almost die, or maybe in afterlife.

I rarely have companies. It makes me both happy and miserable. Saya tidak suka berbagi, namun di sisi lain, saya menjadi cenderung susah melepaskan seseorang.. There's some people I've just met and now I don't know where they are and I really want to meet them again like hell. Nggak cuma mereka. There's bunch of people I really hope to meet again.

And I'm all like, 'Please God I'll do anything I don't wanna lose them please I wanna see them again'

"Kalau nasib memperbolehkan, kita pasti akan bertemu lagi."
I do hope so.

Saturday, November 12, 2011

Emosi

Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat ditunjukkan kerika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu. -Wikipedia

Saya harap saya tidak memiliki emosi yang berlebihan. Blame the hormones, people. Ada kalanya ketika saya berada pada satu titik dimana saya benar-benar lelah, hampir menyerah, dan berharap semua ini pointless. Dalam posisi ini, biasanya saya akan menyalahkan segala-galanya, termasuk menyalahkan diri sendiri. Saya cenderung merasa kurang, lack of competence, lack of anything. Pokoknya merasa kurang dan merasa belum cukup.

So I start forcing myself. There must be something to control my hunger, right?

Lalu ada satu titik yang lain yang merupakan negasi dari titik yang sebelumnya telah saya jelaskan, yaitu titik dimana saya berada dalam kualitas mood yang sangat bagus. Saya sangat bersemangat dan merasa bergairah seolah tak ada satupun yang dapat menghentikan kebahagiaan saya and fuck, it hurts.

Saya semestinya membiarkan diri saya 'hidup'. Namun saya seperti terus mencari sesuatu yang saya sendiri tak mengerti. I know it's not necessary to achieve it, but I do it anyway.

I need to stop. Somebody stop me.

Get Glitter Stuff - Graphics

Get Free Piczo Graphics


XOXO,
Thea.

Monday, November 7, 2011

Go away.

 Here I am, sitting in the corner of a cafe with one of their expensive spaghetti and an ice milk because I don't give a damn about the price. I just want to entertain my self so I don't sulk too much.
Yes, I do sulk. I started to envy anything and everything. Blame my friggin hormones, people.

And I'll just sit here, being all pretty just this once. And you all are not allowed to fucking judge me. Am I clear?
Because i just had bad days recently and there are moments where I feel small and unworthy, when all the things I've done are bloody pointless. Oh don't give me that look. I don't need your concern about starving children in China and such. I'm here ranting as much as I like because I need space where I can put off my goddamn smile and stop pretending to be happy. It may appear that my life's beautiful and nothing hurts but no, seriously. My life isn't easy.
I wish I were you, Thea.
That is an example of a stupid thought. I mean, it's not as beautiful as it may seems. If I were you, I would never wish that.

Anyway, it's raining (again). It's raining everyday in my town nowadays *sigh*.

Thursday, November 3, 2011

Because Dark Side Intrigues Me More

Saya selalu dibuat kagum oleh para penulis yang dapat menuangkan idenya dengan cerdik dalam bentuk cerita atau karya tulis apapun yang terkesan mempunyai arti yang dalam di balik rangkaian kata-kata yang mungkin hanya dianggap orang awam sebagai coretan lalu. Dan 'arti yang dalam' yang saya maksudkan dalam konteks ini maksudnya si penulis dapat menciptakan atmosfer gelap dan mature yang kuat.
Anggaplah sebuah karya itu memiliki jiwanya sendiri. Ambil contoh karya-karyanya Raditya Dika yang genrenya Comedy kayak Kambing Jantan. Di sini, Radith bisa memunculkan suasana santai, bahasa yang ringan, lelucon renyah, ditambah dengan bumbu-bumbu kedodolan yang dia buat sendiri. Senyum tak akan lepas dari bibirmu.
Sekarang lihat bukunya Arswendo Atmowiloto yang berjudul Kau Memanggilku Malaikat. Plotnya intens, begitu juga dengan karakternya yang mengena dan seolah selalu ingin memberitahukan pembaca akan sesuatu. Pembaca dibuat bingung, dibuat bertanya-tanya.
Gelap, suram, tanganmu mengepal, gatal ingin melakukan sesuatu untuk mengubah plotnya, untuk menjadi bagian dari cerita maupun menyumpah-serapahi si author karena telah membuat ending yang sedemikian rupa.

Saya ingin menjadi author yang seperti itu, author yang mampu mengubek-ubek emosi, yang mampu menciptakan mendung di siang hari sekalipun di hati para pembacanya. Dark, angsty, sappy.
 
XOXO,
Thea.

Long Live Due Tre Scienza!

Proudly give you some shots of my (surprisingly incredible) classmates!



Wednesday, November 2, 2011

Kembali hujan menghujam bumi




Langit di atasmu berubah kelabu. Tak terlihat lagi garis-garis keperakan yang membentuk pola awan di langit. Orang-orang bergegas untuk berteduh, bahkan burung-burung di angkasa tak mau kehujanan. Namun kau termangu dalam hening absolut di depan rumahmu, menolak perlindungan yang ditawarkan di dalam sana.
Suara rintik hujan yang jatuh bebas ke bumi secara massal menjadi satu-satunya bunyi yang dapat terdengar. Rambutmu yang panjang terawat basah. Baju seragam putih-abu yang kau kenakan juga basah. Terus kau dihujami butiran air, dan kau tak peduli.

Kau terlihat bahagia, dan kau tertawa. Tertawa karena langit telah menangis. Bahagia karena langit telah menangis bersamamu. Deru hujan tambah menjadi-jadi, seolah berteriak. Sedih yang dirasakan tumpah ruah saat itu juga tanpa bersisa. Sedih, seperti tawamu yang penuh duka.

Faktanya, langit menangis hampir setiap hari. Setelah selesai tertawa, kau akhirnya menyadari satu hal.

Langit menangisi hidupmu, bukan menangis bersamamu.

 ...kembali kau tertawa. Kali ini sambil terisak.